- Ε и ሷուф
- Аղунሣд еςիጀዤ γиклըнт σըхፄμէтвэк
- Ըзвиճаβифυ ешοщабոኪጦծ
- ኜзи ለվոኔ иμадօጂуቮиዝ
- Տ θдреλапсታ
- ዚ мещаቾугጩб ዑεπ ека
kalomenurut saya, kita diciptakan pastinya sudah ada tujuannya, maka seharusnya ada kesamaan dalam tujuan, sehingga memiliki tugas/amanah dan fungsi di bumi. hanya saja setiap orang banyak yg terpengaruh oleh lingkungan atau orang-orang sekitar, padahal kita sudah dibekali akal untuk mempelajari satu pedoman yakni Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai pendukung.
Pengertian Adab Terhadap Lingkungan Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan makhluk lain untuk kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan manusia lain, manusia membutuhkan tumbuhan dan manusia juga membutuhkan hewan. Begitu juga sebaliknya, semua yang ada di lingkungan juga membutuhkan manusia. Tumbuhan dan hewan membutuhkan manusia untuk kelangsungan hidupnya juga. Manusia di bumi ini adalah khalifah. Apa-apa yang ada di bumi ini diciptakan oleh Allah untuk manusia. Allah menciptakan tumbuhan dan hewan tidak lain untuk kemaslahatan manusia, manusia juga memerlukan makanan dari tumbuhan dan juga hewan-hewan yang ada di lingkungan. Maka tugas manusia lah yang harus menjaga dan melestarikan apa-apa yang ada di bumi ini dan lingkungan. Pengertian adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti, akhlak. Menurut istilah adab ialah “suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah. Adab dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak. Adab terhadap lingkungan adalah tingkah laku makhluk hidup terhadap lingkungan sekitar, tingkah laku terhadap tumbuhan, hewan air dan apapun yang ada di sekitar kita. Lingkungan adalah gabungan atau perpaduan antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti bagaimana cara menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Dalil Tentang Kewajiban Terhadap Lingkungan Firman Allah dalam Surat An-Nur ayat 45, menjelaskan bahwa Allah menciptakan berbagai jenis tumbuhan dan hewan dengan segala macam ragam. Lalu Allah menciptakan manusia. Artinya Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian yang lain berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tumbuhan tidak diciptakan oleh Allah hanya untuk kehidupan manusia saja. Namun tumbuhan diciptakan oleh Allah juga untuk hewan-hewan yang ada di alam ini. Dalam firmannya Taha 53 Artinya Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Semua yang ada di alam ini diciptakan oleh Allah agar dapat dimanfaatkan dan digunakan dengan sebaik-baiknya oleh manusia. Allah berirman dalam QS. al-Baqarah 29 Artinya Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. Dengan adanya beberapa irman yang sudah dijelaskan di atas, bahwa Allah sudah memerintahkan kepada umatnya yaitu manusia agar menjaga lingkungan. Manusia mempunyai kewajiban memelihara segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan sekitarnya selain memanfaatkan apa yang ada di lingkungan. Semua ini telah disediakan oleh Allah untuk manusia, maka dari itu Allah sangat murka terhadap manusia yang merusak lingkungan sekitar. Apabila larangan tersebut tetap dilanggar oleh manusia, sama saja manusia telah merusak hidupnya sendiri. Seperti contohnya merusak lingkungan dengan membuang sampah di sembarang tempat akan mengakibatkan bencana banjir. Penebangan hutan dengan sembarangan akan menyebabkan longsor. Kerusakan tersebut juga mengancam nyawa manusia, dan keberlangsungan kehidupan manusia. Dengan adanya bencana banjir, banyak manusia terserang penyakit hingga meninggalnya manusia tersebut, tidak hanya nyawa saja yang hilang bahkan harta benda dan rumah mereka pun juga melayang. Adab Pada Lingkungan a. Adab Lingkungan Tanpa kita sadari bahwa seluruh manusia yang ada di alam ini membutuhkan alam yang ada di sekitarnya untuk membantu manusia dalam hidupnya. Manusia bernafas juga membutuhkan udara yang bersih, manusia membutuhkan air yang bersih untuk hidupnya dan juga tanah. Udara, air dan tanah adalah sumber alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Lingkungan sehat adalah lingkungan yang diidamkan oleh semua makhluk hidup di dunia ini terutama manusia. Lingkungan sehat manusia pun sehat, maka manusia haruslah menjaga dengan baik. Adanya kejadian-kejadian alam yang ada di lingkungan seperti kebakaran hutan, kemarau yang panjang yang mengakibatkan kekurangan air bersih, itu semua karena manusia. Manusia kurang atau tidak mempunyai adab terhadap lingkungan di sekitarnya. Adanya krisis adab berawal dari diri setiap manusia. Karena adab itu lahir dari jiwa seseorang, bukan dari luar. Beberapa adab manusia terhadap lingkungan, adalah sebagai berikut b. Larangan merusak/mencemari lingkungan Artinya Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. QS. al-A’raf 56 c. Menjaga kebersihan lingkungan Artinya “…..Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” Al-Baqarah 222 d. Menganjurkan menghidupkan lahan mati Artinya Tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam, kecuali setiap tanamannya yang dimakannya bernilai sedekah baginya, apa yang dicuri orang darinya menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan binatang liar menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan burung menjadi sedekah baginya, dan tidaklah seseorang mengambil darinya, melainkan ia menjadi sedekah baginya. HR. Muslim Maka tak aneh jika Nabi Muhammad saw memerintahkan untuk memaksimalkan tanah mati, untuk ditanami; Dalam hadis lain disebutkan “Barang siapa yang menghidupkan lahan mati, baginya pahala. Dan semua yang dimakan burung dan binatang menjadi sedekah baginya.” HR An-Nasai, Ibnu Hibban dan Ahmad. Kematian sebuah tanah akan terjadi kalau tanah itu diitinggalkan dan tidak ditanami. Tanah dikategorikan hidup apabila di dalamnya terdapat air dan pemukiman sebagai tempat tinggal. Usaha menghidupkan lahan mati, dikategorikan sebagai suatu keutamaan yang dianjurkan Islam dan berpahala, dan sebaliknya bagi siapa saja yang berusaha untuk merusak usaha seperti ini dengan cara menebang pohon akan dicelupkan kepalanya ke dalam neraka. e. Tidak ekploitatif terhadap lingkungan atau Hemat Suatu hari, Rasulullah melewati Sa’ad sedang berwudhu dan banyak menggunakan air. Beliau mengkritik, “Mengapa boros wahai Sa’ad?” Sa’ad menjawab, “Apakah ada pemborosan air dalam wudhu?” Rasul menjawab, “Ya, walaupun kamu berada di sungai yang mengalir.” HR Ibnu Majah dan Ahmad. Bila kita meneladani Rasulullah dan mengamalkan ajarannya, pastilah alam ini akan bersahabat dengan kita. Dari gambaran hadis di atas sangatlah jelas bahwa pemakaian sumber alam yang berlebihan merupakan sebuah tindakan yang dilarang oleh agama. Jika dalam hal wudhu saja Rasulullah menegur kita untuk tidak boros dalam penggunaan airnya, apalagi jika kita melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam yang kita miliki. Adab terhadap Hewan Hewan juga makhluk Allah. Hewan diciptakan oleh Allah untuk kelangsungan hidup manusia di dunia ini. Maka sebagai seorang muslim harus lah mempunyai adab terhadap hewan yang ada di lingkungan sebagai berikut ini Hewan juga membutuhkan makanan dan minuman, maka berikanlah hewan tersebut makanan dan minuman. Memberikan kasih sayang kepada hewan, baik hewan peliharaan maupun tidak. Seorang muslim yang akan menyembelih hewan, hendaknya mengunakan pisau yang sangat tajam. Sehingga hewan tersebut tidak merasa kesakitan. Janganlah menyakiti hewan dengan cara apapun. Karena hewan juga makhluk hidup yang bisa merasakan kesakitan. Boleh membunuh hewan yang mengganggu, seperti anjing buas, serigala, ular, kalajengking, tikus dan lain-lainnya, karena Nabi saw. telah bersabda, “Ada lima macam hewan fasik yang boleh dibunuh di waktu halal tidak ihram dan di waktu ihram, yaitu ular, burung gagak yang putih punggung dan perutnya, tikus, anjing buas dan rajawali” HR Muslim 1198. Juga ada hadis shahih yang membolehkan membunuh kalajengking dan mengutuknya. Hikmah adab terhadap lingkungan Melaksanakan amanah Allah swt sebagai khalifah di bumi untuk menjaga dan melestarikan apa yang telah diciptakan oleh Allah buat manusia. Meningkatkan keimanan kita terhadap Allah swt dan mensyukuri segala pemberian Allah swt yang ada Beragam makhluk hidup dengan segala jenis dan bentuknya merupakan bukti bahwa Allah maha kaya dan maha berkuasa atas alam semesta ini Gemar dengan melakukan hidup bersih dan tidak berlebihan dalam memanfaatkan serta menggunakan sumber alam yang ada.Memberikanberbagai peralatan belajar adalah salah satu cara yang kita lakukan, contohnya adalah memberikan buku tulis, peralatan tulis, peralatan menggambar, meja, dan lain sebagainya. Dijamin anak-anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sangat senang menerima fasilitas yang diberikan dan bisa lebih semangat dalam belajar.
Mudir Pondok Pesantren Madrasatul Quran Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur KH Mustain Syafii mengingatkan bahwa menjaga alam adalah amanah langsung dari Allah perintah menjaga alam adalah amanat Allah kepada umat manusia, sehingga harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh insan yang berilmu. Di Al-Qur'an diantaranya disebutkan dalam surat Ar-Rum [30] ayat 41-42 dan surat Al-A'raf [7] Ayat 56-58 tentang peduli kalam ilahi yang membahas hal tersebut ditegaskan bahwa telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar."Menjaga alam itu amanah Allah SWT langsung" tambah Kiai Tain, Sabtu 29/12.Dosen Pasca Sarjana Universitas KH Hasyim Asy'ari Jombang ini juga meminta Pemerintah Kabupaten Jombang, Jawa Timur bahkan pusat untuk berhati-hati memberikan izin usaha yang punya potensi merusak alam sekitar. Karena selama ini banyak perusahaan tambang dan pabrik yang tak memperhatikan dampak alam."Pemerintah Indonesia harus arif dalam menjaga alam, jangan karena kepentingan tertentu mengorbankan alam yang dianugerahkan Allah SWT ini," tegasnya. Menurut Kiai Mustain, bumi saat ini juga akan dipakai masa depan buat anak cucu bangsa Indonesia. Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya, sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat-Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan berbuat kerusakan ini mencakup semua bidang, seperti menebang pohon liar, galian liar, membuang limbah ke sungai dan laut. Termasuk dalam hal muamalah, seperti mengganggu penghidupan dan sumber-sumber penghidupan orang lain."Alam bukan buat kita saat ini saja, tapi juga buat anak turun. Alam yang baik akan bisa dinikmati anak cucu kita nanti," tegasnya.
3 syariat akhlak (moral) dan muamalah. Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dibenarkan serta diakui oleh Allah SWT, dalam firmannya: "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi." (QS.
Al-Habib Geys bin Abdurrahman Assegaf Alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir menyampaikan nasihat indah yang jarang dibahas di majelis taklim atau pengajian. Beliau mengulas tentang bagaimana adab muslim merawat bumi dan menata Geys menyampaikan salah satu kalam Allah Ta'ala dalam Al-Qur'anظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar." QS. Ar-Rum 41Dalam ayat di atas, Allah Ta'ala menegaskan bahwa kerusakan yang terjadi di bumi banyak disebabkan karena tangan manusia. "Islam itu dunya wal akhirah dunia dan akhirat. Bukan hanya terkait akhirat saja, tetapi Islam juga memberikan petunjuk perihal dunia. Karena itu menjaga dan merawat lingkungan merupakan bentuk syukur terhadap nikmat Allah Ta'ala," kata Habib Geys. Dalam memahami hubungan antara manusia dan makhluk hidup, ada 2 pokok penting yang harus diketahui yaitu 1. Istifadah, yaitu mengambil manfaat. 2. Al-Muhadadzah, yaitu menjaga dan melestarikan. Allah Ta'ala telah menjadikan manusia sebagai pembawa amanah dan wakil Allah dalam menjaga lingkungan dan melestarikan alam. Di dalam keadaan berperang sekalipun, Islam melarang untuk memotong pohon dan merusak tumbuhan. Hal ini menunjukkan betapa Islam sangat menjaga kelestarian lingkungan. "Bukan hanya muamalah hubungan kita terhadap Allah saja yang harus bagus, tetapi juga kepada makhluk-Nya," terangnya. Alam semesta itu seluruhnya bertasbih kepada Allah sebagaimana firman-Nya "Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah kepada-Nya Bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan juga burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui cara sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." QS. An-Nur 41Asas-asas Islam Terhadap Lingkungan Hubungan asasi timbal balik antara manusia dan Alam dilandasi keyakinan bahwa kerusakan akan membahayakan keselamatan dunia dan seisinya. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam SAW mengajrkan prinsip-prinsip dalam melestarikan lingkungan berupa larangan melakukan perusakan di atas muka bumi, di antaranya 1. Menjaga kebersihan lingkungan. 2. Melarang pencemaran lingkungan. 3. Menganjurkan manusia untuk menghidupkan lahan mati dan menanaminya dengan pepohonan. 4. Mensterilkan jalan dari bahaya. 5. Melarang duduk-duduk di pinggir jalan. 6. Melarang mengebiri hewan. 7. Mengajarkan hemat energi dan air seperti hemat air ketika berwudhu atau mandi. "Banyak ulama dan guru kita yang mengajak untuk menjaga lingkungan. Kita harus mendukung itu dan ikut mengampanyekannya di sosial media," ajak Dai muda bumi dimulai dari diri sendiri, lalu dapat diperluas dengan mengajak keluarga, tetangga, teman serta komunitas. Semoga kita semua bisa menjaga lingkungan dari segala kerusakan.rhsInididasarkan kepada hal-hal sebagi berikut : 1. Bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi. 2. Bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh al quran. 3. Bahwa allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga pelestarian alam yang bersifat umum dan yang khusus. 4. Al Qur'an Surat Al Rum 41 – 42 ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar. 41 Katakanlah Muhammad, “ Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan Allah." 42 Kandungan Ayat. Suruhan Allah SWT kepada manusia agar melestarikan alam dan lingkungannya karena sudah diatur oleh Yang Mahakuasa. Penegasan Allah SWT bahwa berbagai kerusakan yang terjadi di darat dan di laut adalah akibat ulah atau perbuatan manusia, oleh karena itu hendaklah manusia menghentikannya mau kembali ke jalan yang benar yaitu dengan mengganti-kannya dengan perbuatan yang baik. Allah SWT menyuruh agar manusia mempelajari umat-umat terdahulu sejarah, banyaklah bencana yang menimpa kepada umat-umat terdahulu disebabkan mereka tidak menghiraukan seruan Allah, bahkan kebanyakan mereka ingkar dan musyrik kepada-Nya. Penjelasan Ayat. Qur’an Surat Al Ruum adalah surat yang ke 30 terdiri atas 60 ayat, termasuk golongan surat-surat Makiyyah. Dinamakan Ar Ruum karena pada permulaan surat ini yaitu ayat 2, 3, dan 4 terdapat pemberitaan bangsa Rumawi yang pada mulanya dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi setelah beberapa tahun kemudian kerajaan Ruum dapat menuntut balas dan mengalahkan kerajaan Persia kembali. Pada Ar Rum ayat 41 – 42 menerangkan bahwa Allah SWT menciptakan alam semesta dan segala isinya adalah untuk dimanfaatkan oleh manusia demi kesejahteraan hidup dan kemakmurannya. Manusia diangkat sebagai khalifah di bumi yang diamanati agar menjaga kelestarian alam jangan sampai rusak. Manusia diperbolehkan menggali kekayaan alam, mengolahnya, dan memanfaatkan sebagai bekal beribadah kepada Allah dan beramal soleh. Namun kenyataannya karena manusia mempunyai sifat tamak, rakus, yang berlebihan sehingga penggalian alam itu tak terkendalikan yang berdampak menjadi bencana alam, seperti tanah longsor, banjir, alam menjadi tandus, kekeringan, alam menjadi gersang, dan udara tercemar dan lain sebagainya. Kerusakan alam itu akan berakibat pula kesengsaraan pada diri manusia itu sendiri. Oleh karena itu manusia disuruh mempelajari sejarah sebelumnya bahwa banyak manusia yang menjadi sengsara akibat mereka tidak mau lagi menghiraukan seruan Allah SWT, bahkan mereka kebanyakan berbuat musyrik dan kufur kepada Qur'an Surat Al A’ raf 56 – 58 وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا ۚ كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diciptakan dengan baik. Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. 56 Dialah yang meniupkan angina sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya hujan, sehingga apabila angina itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. 57 Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan, dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kebesaran Kami bagi orang-orang yang bersyukur." 58 Kandungan Ayat. Allah SWT melarang kepada manusia untuk berbuat kerusakan di bumi, tetapi sebaliknya disuruh berdo’a agar menjadi orang yang baik muhsinin, kerena rahmat Allah itu dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Penegasan Allah SWT bahwa Dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang dapat mengatur angin yang membawa mendung sehingga turun hujan. Dengan air hujan itu dapat menumbuhkan tanaman-tanaman sehingga dapat berbuah. Begitu pula dengan hujan itu dapat berguna untuk semua makhluk yang ada di bumi. Kemahakuasaan Allah itu Dia juga dapat menghidupkan orang-orang yang telah mati besuk pada hari Kiamat sepertinya menghidupkan bumi yang tandus kemudian turun hujan sehingga tumbuh tanaman-tanamannya dan berbuah. Suruhan agar manusia mau bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan kepadanya, di tanah yang subur akan tumbuh tanaman yang baik, sedangkan tanah yang tandus tidak akan tumbuh tanamannya melainkan merana. Hal yang demikian itu sebagai tanda kebesaran Allah SWT. Penjelasan Ayat. Qur’an surat Al A’raf adalah surat yang ke 7 terdiri dari 206 ayat termasuk golongan ayat-ayat Makkiyah. Surat ini termasut surat “Assab ’uthiwaal” tujuh surat yang panjang. Dinamakan “Al A’raf” karena perkataan Al A’raf yang terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A’raf yaitu tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka. Pada Al Qur’an surat Al A’raf ayat 56 Allah melarang manusia untuk berbuat kerusakan, baik di darat, di laut, di udara bahkan dimana saja. Karena kerusakan yang disebabkan ulah manusia itu akan membahayan pada tata kehidupan manusia sendiri, seperti kerusakan tata lingkungan alam, pencemaran udara, dan bencana-bencana alam lainnya. Pada surat tersebut Allah disuruh untuk berdo’a kepada Allah dan bersyukur atas karunia yang diberikan kepadanya, sehingga alam yang telah disediakan Allah itu mendatangkan rahmat dan manfaat serta nikmat yang besar bagi kehidupan manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, sehingga manusia menjadi makhluk yang muhsinin. Pada Ayat 57-58 Allah menunjukkan kasih sayang-Nya kepada umat manusia yang meniupkan angin sehingga turun hujan. Begitu pula Allah SWT menjadikan tanah yang dahulunya kering dan tandus menjadi subur sebab mendapat rahmat dari Allah itu sehingga tumbuh-tumbuhan jadi hidup subur dan berbuah, telur-telur ikan yang menempel di tanah bisa menetas menjadi ikan-ikan besar yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Begitu Allah mengibaratkan besuk pada hari kiamat Allah akan menghidupkan manusia kembali seperti hidupnya tumbuh-tumbuhan ketika turun hujan. Bagi kaum yang beriman mereka meyakininya dengan sepenuh hati dan menjadikan dirinya menjadi muhsinin yaitu manusia yang senantiasa berbuat kebaikan dan syakirin yaitu selalu bersyukur keda Allah SWT. Baca Juga Hadits-hadits Tentang Kelestarian Alam Memilikiteman sejati adalah salah satu jenis hubungan paling menggembirakan dalam kehidupan kita. Salah satu hal paling indah yang akan kita dapatkan dalam hidup. Pertemanan adalah hubungan yang benar-benar tergantung pada asas kepercayaan. Banyak orang menemukan teman baik namun pada akhirnya melanjutkan pertemanan mereka, karena mereka gagal mengetahui apa sebenarnya peran mereka sebagai teman.
ArticlePDF AvailableAbstractThe environment is a global problem, in fact it is a humanitarian problem that is so complex that it is handled collectively. Population pollution is getting denser and more crowded coupled with limited natural resources and even the influence of digital media, modern technology which is often used for profit and even exploiting natural resources for personal or group gain, thus reducing the quality of nature. Islam has strong teachings about ethics towards the environment, very devastating events have often been experienced lately, namely floods, illegal logging, forest burning and the most existing ones until now are the Covid-19 epidemic, of course we realize that the impact of These incidents are very disturbing to the sustainability of the human environment. "Besides that, a number of other forms of environmental damage must be a very valuable lesson." Humans have an important influence in the sustainability of the ecosystem and human habitat itself, the actions taken or policies. about the relationship with the environment is clearly very influential for a good environment and human life itself. ”Normatively, religion calls on all humans to preserve and have ethics towards the environment, the relationship between the two is harmonious. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 1 ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP MENAKAR RELASI KEDUANYA Toguan Rambe 1, Seva Maya Sari2 Nurhayani Padangsidimpuan 2. UIN Sumatera Utara Medan 3. UIN Sumatera Utara Medan Correspondence toguanrambe4 sevamayasari yanirambe9696 INFO ARTIKEL ABSTRACT The environment is a global problem, in fact it is a humanitarian problem that is so complex that it is handled collectively. Population pollution is getting denser and more crowded coupled with limited natural resources and even the influence of digital media, modern technology which is often used for profit and even exploiting natural resources for personal or group gain, thus reducing the quality of nature. Islam has strong teachings about ethics towards the environment, very devastating events have often been experienced lately, namely floods, illegal logging, forest burning and the most existing ones until now are the Covid-19 epidemic, of course we realize that the impact of These incidents are very disturbing to the sustainability of the human environment. "Besides that, a number of other forms of environmental damage must be a very valuable lesson." Humans have an important influence in the sustainability of the ecosystem and human habitat itself, the actions taken or policies. about the relationship with the environment is clearly very influential for a good environment and human life itself. ”Normatively, religion calls on all humans to preserve and have ethics towards the environment, the relationship between the two is harmonious. Keyword Islam, Living environment.***** Info Publikasi Artikel Kajian Literatur Sitasi Cantuman Toguan Rambe, et all. 2021. Islam dan Lingkungan Hidup Menakar Relasi Keduanya. Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama ARJ, 11, 1-14. DOI /ARJ. Hak Cipta © 2021. Dimiliki oleh Penulis, dipublikasi oleh ARJ Dikirim Maret 2021 Diterima Maret 2021 Dipublikasi Maret 2021 Abrahamic Religions Jurnal Studi AgamaVol. 1, No. 1 Maret 2021 2 Toguan Rambe, et all Islam dan Lingkungan Hidup Menakar Relasi KeduanyaABSTRAK Lingkungan hidup merupakan masalah global, kenyataannya menjadi masalah kemanusiaan yang begitu komplek sehingga penangananya secara bersama. Polulasi penduduk yang semakin padat dan sesak ditambah dengan sumber daya alam yang terbatas bahkan pengaruh media-media digital, tekhnologi modern yang seringkali digunakan untuk mecari keuntungan bahkan mengeksploitasi kekayaan alam untuk mencari keuntungan pribadi maupun kelompok, sehingga menurunkan kualitas alam. Islam memiliki ajaran yang tangguh mengenai etika terhadap lingkungan ini, kejadian yang sangat dahsyat sering dialami akhir-akhir ini, sebut saja bencana banjir, illegal logging, pembakaran hutan dan yang paling eksis hingga sekarang ini adalah wabah covid-19, tentu disadari bahwa dampak dari kejadian itu semua sangat mengganggu keberlangsungan lingkungan hidup manusia.”Disamping itu sederet bentuk kerusakan lingkungan hidup lainnya, haruslah menjadi pelajaran yang sangat berharga.”Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kibijakan tentang hubungan dengan lingkungan jelas sangat berpengaruh bagi lingkungan yang baik dan kehidupan menusia itu sendiri.”secara normatif agama menyeru seluruh manusia untuk melestarikan dan beretika terhadap lingkungan, relasi diantara keduanya bersifat haromonis. Kata Kunci Islam, Lingkungan Hidup ***** A. Pendahuluan Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa, lingkungan hidup merupakan bagian urgen bagi kebelangsungan hidup umat manusia. Karena lingkunga hidup segenap isinya sangat menentukan kualitas hidup manusia. Akan tetapi aneh juga, permasalahan lingkungan hidup kini masih terus mengemuka, tanpa penanganan, penyelesaian dan usaha-usaha yang berkesinambungan. Masalah lingkungan hidup merupakan problem yang begitu kompleks secara global karenanaya menjadi masalah kemanusiaan yang serius. Hal itu semakin diperparah dengan meningkatnya populasi penduduk dunia, sumber daya alam yang menyempit bahkan masalah yang mutakhir kecanggihan alat-lat tekhnologi modern yang sering juga digunakan manusia untuk mancari keuntungan atau bahkan mengeksploitasi alam sehingga menurunkan kualitas hidup manusia dan alam itu sendiri. Masalah itu pada gilirannya terjadi lapisan ozon yang rusak, erosi, wabah penyakit dan lain sebagainya yang mejadikan tidak seimbanganya ekologis, yang padagilirannya akan sangat membahayakan kelangsungan hidup umat manusia. Dalam rangka pemeliharaan terhadap lingkungan, masing-masing Negara telah memberikan solusi yang konstruktif yakni dengan membentuk lembaga-lembaga yang sifatnya resme maupun swasta, berskala nasional maupun internasional yang keseluruhannya merumuskan gerekannya dalam tataran teoritis dan praktis. Hal ini diprakarsai, tujuan pentingnya untuk mewujudkan keharmonisan dan keseimbangan diantara semua elemen makhluk hidup dialam semesta ini tidak terkeciali kehidupan umat manusia. Karena eksistensi keberlangsungan alam semesta dan hidup manusia tersebut, menjadikan sangat penting dilakukan kajian yang mendalam mengenai 3 permasalahan ekologi dan semua aspeknya. Aspek yang tidak bisa dilupakan yakni ajaran agama dalam melihat permasalahan ini, karna agama yang diyakini kebenarannya, ia akan selalu hadir dan membimbing manusia pada setiap lini kehidupan. Dengan demikian, permasalahan lingkungan hidup tersebut diatas ditengah- tengah lingkungan umat beragama, perlu dilihat mengapa krisis lingkungan hidup bias terjadi. Lalu bagaimana ajaran agama Islam dalam hal penataan lingkungan tersebut. Persoalan-persoalan inilah yang menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini. B. Pengertian Lingkungan Hidup Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak Langsung. Lingkungan hidup terutama dikaji dalam ilmu lingkungan yang merupakan ekologi terapan applied ecology dengan tujuan agar manusia dapat menerapkan prinsip dan konsep pokok ekologi dalam lingkungan hidup Valentinus Darsono, 1995. Dengan pengetahuan manusia tentang ekologi, niscaya dapat mempengaruhi serta menyelesaikan masalah lingkungan yang sedang dihadapi, untuk menuju masyarakat yang berkelanjutan. Ada beberapa perumusan mengenai lingkungan hidup Valentinus Darsono, 1995. 1 St. Munajat Danusaputra, lingkungan dapat ditafsirkan dengan semua benda sekaligus kondisi yang tidak bisa dilepaskan seluruh aktifitas manusia, yang dalap dilihat dalam suatu ruang dimana manusia itu berada dan memberikan pengaruh atas kelangsungan hidup, sekaligus mewujudkan kesejahteraan hidup secara keseluruhan. 2 Emil Salim, lingkungan secara general dapat dimaknai dengan sebagai benda, keadaan serta pengaruh yang terdapat pada ruangan yang kita diami dan saling mempengaruhi antar sesame, termasuk kehidupan manusia. Ruang lingkungan dalam pengertian ini memiliki makna yang sangat luas, akan tetapi dapat dibatasi untuk praktisnya bahwa ruang lingkungan hidup dengan segala faktor yang memberikan pengaruh, misalkan faktor sosial politik, alam, faktor ekonomi, fakto agama dan budaya dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu, lingkungan hidup yang berkualitas memiliki konsep yang sangat erat hubungannya dengan konsep kualitas hidup. Karena itu, lingkungan hidup terbentuk oleh adanya interaksi antara lingkungan hidup dengan manusia Valentinus Darsono, 1995. Tentunya untuk mewujudkan lingkungan hidup yang berkualitas, hal paling mendasar yang perlu diperhatikan yakni melihat berbagai pendekatan etika lingkungan. Terdapat tiga macam pendekatan etika lingkungan, yakni etika egosentris, etikahomosentris, dan etika ekosentris 2000. Pendekatan etis, religious bahkan politis, merupakan tiga pendekatan ang berkembang dalam kebudayaan Barat di abad ke 17, bahkan hal itu mandasari posisi politis berbagai kelompok yang memiliki kepintingan pragmatis untuk mengelola atau bukannya mengeruk sumber daya alam. Etika egosentris lebih berorientasi kepada individualistis. Kabaikan yang didapat untuk pribadi memberikan dampak yang baik pula untuk sosial masyarakat. Thomas Abrahamic Religions Jurnal Studi AgamaVol. 1, No. 1 Maret 2021 4 Toguan Rambe, et all Islam dan Lingkungan Hidup Menakar Relasi KeduanyaHobbes telah menyahuti konsep demikian pada naluri hidup manusia sangat bersifat kompetitif. Antara sesama manusia memiliki persaingan atau bukannya untuk saling mengalahkan antara satu dengan yang lainnya, atau idiom yang seringkali diperdengarkan Homo homini lupus manusia adalah serigala bagi yang lainnya. Lanjut Hobbes menyangkut hal ini, alam semesta dibentangkan untuk kehidupan bersama, karena sifatnya yang terbuka maka masing-masing orang bersaing untuk memperolah berbagai sumber yang terbaik dari tersebut. Dengan begitu manusia actor yang rasional mengoperasionalkan alam ini sesuai insting-insting yang alamiah. Bahkan Hobbes mengatakan bahwa etka egosentris itu pula diciptakan melalui pengetahuan-pengetahuan yang sangat mekanistik. Pandangan yang kedua etika homosentris, bermuara pada kepentingan hidup masyarakat. Pandangan etika ini memberikan penekanan terhadap model kepentingan sosial dan kepada setiap elemen yang bergerak untuk melindungi kesejahteraan semua masyarakat. Masyarakat yang kompleks yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda harus bertindak secara kolektif untuk keberlanjutan alam dan hidup mereka, Jeremy Bentham dan John Stuart Mill menguraikan bahwa etika yang berujung pada gerak keloktif itu mendatangkan kesedaran dan keuntungan bagi selurh masyarakat dari alam yang tersedia. Seperti etika egosentis, pandangan etika homosntris juga memiliki pandangan yang konsisten dengan sains mekanik. Kehidupan antara masyarakat dan alam itu selalaui dilukiskan dengan terminology organis dan mekanik. Pada masyarakat modern, semua unsur diintegrasikan secara organic dengan lainnya; satu hal yang memiliki fungsi dan pengaruh pada suatu bagian, akan memiliki pengaruh pula bagian lain atau bahkan pada keseluruhan. Sifatnya yang ulilitarian, etika ini pula memproyeksikan suatu arah pada sumber daya alam dengan argumentasi kesejahteraan keseluruhan masyarakat. Pandanga yang terakhir, yakni etika ekosentris yang menitikberatkan pada kosmos. Dalam pandangan etika ini, alam amupun lingkungan itu secara totalitas dimaknai memiliki arti pada diri sendiri. Bahkan semua komponen alam semesta ini baik yang hidup maupun yang tidak hidup memiliki eksistensis masing-masing sebagai sebuah ekosistem yang sehat. Misalnya manusia, bagian dari kosmos secara eksistensial mempunyai tanggung jawab moralnya masing-masing. Hal ini juga yang membuat etika ini bersifat holistic, lebih jauh daripada pandangan mekanistik maupun metafisik Sonny Keraf, 2002. Diantara asumsi yang melatarbelakangi pendangan holistik ini yakni manusia dan alam itu bersifat satu dan saling terikat. Implikasi dari konsep demikian bahwa tidak ada dualisme antara alam dan manusia, tidak ada upaya untuk menguntungkan satu elemen tertentu, akan tetapi terajdinya hubungan yang integral dan suatu sistem organik yang harmonis. Selain ketiga pandangan diatas, ada juga pendekatan yang dipandangan konstruktif yang disampaikan oleh ekofeminis yang memberikan penawaran etika lingkingan yang baru dari pandangan-pandangan mainstream saat ini, yakni etika lingkungan yang berorientasi pada kasih sayang, kesetaraan, peduli dan tanggungjawab terhadap 5 kehidupan, mengedepankan relasi yang egaliter, sikap harmonis dalam komunitas ekologis Sonny Keraf, 2002. Tentu tidak dapat dipungkiri bahwa, keterkaitan antara teologi, dan etika merupakan ajaran intrinsik dalam Islam itu sendiri, yang kemudian mendorong terbentuknya sistem etika dalam Islam, khususnya dalam pemiliharaan lingkungan hidup. Berbagai cara pandang menyangkut realasi hidup dengan alam diatas, tampaknya pendekatan ekosentris ekofeminis, selangkah lebih baik dan berorientasi dalam pandangan ecotheology, karena mengakui semua organisme yang terdapat dalam alam ini memiliki hak yang setara untuk menunjukkan eksistensi masing-masing bahkan memberikan pandangan terhdapa kesatuan ciptaan, dan memperlakukannya seharusnya dengan harmonis dan kasih sayang, dengan cara yang demikian maka akan terwujudlah lingkungan hidup yang berkualitas. C. Pandangan Para Ahli Tentang Krisis Lingkungan Hidup Sejalan dengan persoalan-persoalan krisi lingkungan yang dihadapi oleh umat manusia, muncul beberapa teori tentang apa sesungguhnya penyebab utama dari adanya krisis lingkungan. Diantara teori-teori tersebut ada yang menyatakan bahwa penyebab krisis lingkungan adalah adanya penggunaan teknologi canggih modern yang berkekuatan tinggi. Dengan kekuatan-kekuatan yang dimilikinya ini, mesin cenderung ekspansif dan eksploitatif. Memang disatu sisi teknologi dapat memicu manusia mempercepat pencapaian-pencapaian yang diinginkannya dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan teknologi dapat mempercepat terjadinya kerusakan dan pengurasan sumber daya alam natural resources dengan lebih cepat pula. Kecenderungan eksploitatif dari dunia modern tersebut memang sulit untuk bisa dihindari, terutama dikaitkan dengan alas an ekonomi, seperti permintaan pasar yang besar. Permintaan pasar yang besar sejalan dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin pesat. Hal inilah sehingga proses pengelolaan daya alam menjadi sulit terkendali. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Passmore seperti dikutip Sudarminta J. Sudarminta, 2005. mengenai timbulnya masalah lingkungan, menurutnya tidak terpisah dari pandangan kosmologis tertentu yang pada kenyataannya telah menumbuhkan sikap eksploitatif terhadap alam. Perubahan secara fundamental mengharuskan dilakukan dalam konteks penataan bahka etika terhadap lingkungan, pandangan kosmologis yang menumbuhkan semangat untuk merawat bukannya sika untuk mengeksploitasi alam yang justrus akan merusak semua elemen-elemen alam bahkan eksistensi keberlanjutan hidup manusia secara keseluruhan. Lynn White Jr Lynn White Jr, 1967, seorang sejarawan memberikan sebuah komentar bahwa historisitas ekologis, semuan cara pandang yang disampaikan manusia itu terdapat ajaran agama-gama monoteistik. Diantaranya padangan antroposentrisme yang dikemukan oleh White, yakni paham yang menekankan bahwa manusia merupakan sentral dari keseluruhan ciptaan, pandangan ini menurutnya juga terdapat dalam pemhaman Yahudi-Kristen terdapat dalam kitab Kejadian 128, yang memberikan landasan teologis atas wewenang yang diberikan Tuhan kepada semua manusia untuk Abrahamic Religions Jurnal Studi AgamaVol. 1, No. 1 Maret 2021 6 Toguan Rambe, et all Islam dan Lingkungan Hidup Menakar Relasi Keduanyamengelola bahkan menundukkan alam semesta ini untuk kepentingan hidup mereka. Teori yang dikemukan White ini pada ujungnya menggugah semangat ecotheology sebuah wacana baru dalam agama-agama besar dunia mengenai penataan lingkungan. Teori selanjutnya menyatakan bahwa terjadinya krisis lingkungan erat kaitannya dengan sikap yang mendasari hubungan manusia dengan alam yang kurang tepat. Bagi golongan sekuler mungkin berpandangan bahwa sah-sah saja mengeksploitasi alam secara besar- besaran demi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan manusia. Akibatnya secara disadari atau tidak sumber daya alam terus terkuras. Sebaliknya, bagi golongan religius, alam tidak boleh dieksploitasi, karena ia merupakan amanah Tuhan. Oleh sebab itu pengelolaan alam harus sesuaidengan perintah-perintah Tuhan Alam harus dipelihara, sesuai dengan sifat-sifat Tuhan yaitu sebagai Pencipta, dan pemelihara alam semesta. Dalam konteks ini diperlukan reorientasi, pemahaman baru, atau dalam terminologi khusus disebut teologi lingkungan. Artinya penataan lingkungan yang religius. Terkadang teknologi canggih belum mampu mengeluarkan umat manusia dari krisis lingkungan. Pendapat yang kurang lebih senada juga dikemukakan oleh Algore yang menyatakan bahwa krisis lingkungan hidup sesungguhnya terjadi bukan semata-mata faktor ekonomi dan teknologi, tetapi merupakan refleksi dari krisis spiritual yang paling dalam dari umat manusi. Jika pandangan terakhir ini dipegangi, maka yang harus menjadi focus perhatain dalam hal penangulangan krisis lingkungan adalah dengan melihat kembali pemahaman agama. Hal ini penting, karena teologi atau aqidah adalah hal yang mendasari segala pola pikir, sikap dan perbuatan umat beragama. Jika akidahnya benar, maka hasilnyapun akan benar pula. Kesadaran keberagamaan islam dapat diuraikan bahwa kesadaran aka eksistensi Tuhan, prinsip hidup yang menyuarakan bahwa semangat ilmiah tidak berlawanan maupun bertentangan dengan semangat religious, karena keduanya itu bersifat integral dan saling terhubung dan terpadu dengan Kemahakuasaan Tuhan itu. Munculkan sikap akan Keesaan Tuhan dengan sendirinya menguatkan semangat kehidupan dan kebenaran bahwa Tuhan merupakan satu dalam Esensi-Nya, baik nama-nama, sifat-sifat-Nyaserta perbutan-Nya Osman Bakar, 2008. Kenyataan ini konsekuensi penting dari pengakuan kebenaran yang begitu menentukan bahwa manusia yang beragama itu harus menerima realitas obyektif kesatuan alam semesta serta pemeliharaan alam semesta. Oleh karenanya, diperlukan adanya upaya eksplorasi relasi antara agama dengan lingkungan dengan berbagai upaya untuk memberikan tafsiran ulang terhdapa nilai-nilai spiritual yang begitu substansial bahkan dengan upaya untuk memikirkan kembali posisi, peran dan tanggungjawab secara fundamental manusia terhadap alam. Nilai-nilai etika yang bersifat universal itu terdapat pada masing-masing agama yang dianut, karena itu tugas pemeluk agama untuk menggali nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai etika yang dapat diterapkan secara bersama-sama, menghilangkan egosentris dalam pandangan terhadap alam, memiliki pahama bahwa semua elemen alam itu memiliki hubungan antara satu dengan yang lainnya, dengan cara pandang yang demikian mengahasilkan upaya yang konstruktif, perspektif kosmologis yang harmonis bahkan berorientasi terhadap keberlangsungan alam. 7 D. Pernyataan Alquran tentang Lingkungan Hidup Ayat-ayat Alquran banyak sekali menyinggung tentang masalah lingkungan hidup. Hal ini bermakna bahwa Alquran punya konsern terhadap masalah ini. Misalnya bahwa Alquran sangat tegas terhadap orang-orang yang merusak lingkungan. Bahkan perusak alam diganjar dengan hukuman yang sangat berat seperti dijelaskan pada surat Albaqarah ayat 205–206. Apabial ia berpaling dari kamu, kemudian ia juga melakukan perjalanan di atas buma dan melakkukan kerusakan, merusak tumbuhan juda hewa, dan sungguh Allah tidak menghendaki kerusakan. Jika disampaikan padanya "Bertakwalah kepada Allah", maka ia akan menunjukkan sikap yang arogan bahkan melakukan perbuatan dosan. Makan kelak balasannya di nerak Jahannam. Sungguh itu tempat yang paling buruk dan manakutkan. Tidak hanya keterangan wahyu Alquran yang banyak menyinggung tentang lingkungan hidup, hadist-hadist nabi juga ada, antara lain yang berbunyi “Hai prajurit kamu tidak dibolehkan membunuh anak-anak dan wanita, musuhmu adalah kaum kafir. Jangan membunuh unta/kuda dan binatang lain, jangan membakar dan merusa kota, menebang pohon, dan jangan merusak sumber air minum Muslim. Dalam hadis tersebut dapat ditarik pemahaman bahwa jika dalam situasi darurat, situasi perang, kita harus tetap memperhatikan lingkungan, apalagi pada masa-masa normal. Perhatian Alquran yang khusus tentang lingkungan hidup ini, tidak hanya terkait dengan larangan dan anjuran atau apa yang baik dan yang buruk. Lebih dari itu ternyata alquran punya pandangan yang spesial. Dorongan Alquran agar memperhatikan alam lingkungan adalah agar manusia dapat mengelola alam dengan sebaik-baiknya, agar dapat dimafaatkan seluruh semesta.” isalnya, Alquran memotivasi manusia agar memperhatikan bagaimana unta diciptakan, bagaimana gunung ditinggikan, bagaimana bumi dihamparkan. Dengan demikian, manusia harus mengadakan riset-riset. Dengan riset-riset inilah pada akhirnya dapat melahirkan ilmu-ilmu baru yang dapat membawa umat manusia sejahtera. Misalnya, anjuran memperhatikan unta diciptakan, seharusnya melahirkan penemuan baru dalam bidang biologi. Anjuran memperhatikan gunung diciptakan seharusnya melahirkan penemuan baru dibidang geologi, demikian juga anjuran bumi dihamparkan agar dapat melahirkan ilmu-ilmu kealaman yang berujung pada kesejahteraan umat manusia. Motivasi Alquran untuk mengadakan riset-riset ilmiah ini ditegaskan dalam Alghasiyyah 17-20 berbunyi Artinya Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan?, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan ?, Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?, Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? “Disisi lain, agama dan lingkungan seringkali dipahami secara terpisah atau dikotmis.”Pemahaman tersebut berkembang selama ini, sehingga agama cenderung tidak memberikan kontribusi yang memadai terhadap kesadaran umat dalam menjaga lingkungan mereka.”Agama dan lingkungan dianggap dua hal yang terpisah dan tidak berhubungan satu sama lain.”Padahal terdapat hubungan yang erat antara agama dan lingkungan hidup,”khususnya pada kontribusi agama dalam mempengaruhi perilaku Abrahamic Religions Jurnal Studi AgamaVol. 1, No. 1 Maret 2021 8 Toguan Rambe, et all Islam dan Lingkungan Hidup Menakar Relasi Keduanyamanusia terhadap persepsi dan tingkah lakunya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di sekitarnya.” “Agama secara implisit mengajarkan umat beragama untuk mengetahui, dan menyadari arti penting menjaga lingkungan sehari-hari.”Karena agama mengajarkan setiap umatnya untuk peduli terhadap lingkungan.”Bahwa setiap kerusakan alam, lingkungan pada akhirnya akan memberikan dampak buruk jangka panjang kepada diri manusia sendiri.”Pada kesempatana ini Allah menyatakan bahwa kerusakan lingkungan disebabkan oleh perbuatan manusia.”Seperti yang terdapat dalam surat Ar-Rum ayat 41 “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatantangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dariakibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” 41.” “Sungguh disadari bahkan diyakini bahwa Allah telah mengirimkan menusia ke atas bumi ini ialah untuk menjadi khalifah Allah, yang berarti pelaksana dari keinginan Tuhan.”Tentu sangat banyak rahasia kebesaran dan kekuasaan Ilahi menjadi jelas dalam dunia, karena usaha manusia.”Oleh karenanyamenjadi seorang khalifah semestinyalah pribadi yang menjadi muslih, yang berarti memiliki semangat kreativitas memperbaiki dan memperindah Hamka, 1982.”Oleh karenanya, Maka janganlah kita terlalu terpesona melihat berdirinya bangunan-bangunan raksasa, jembatan-jembatan panjang, gedung-gedung bertingkat menjulang langit, sampainya manusia kebulan dari Abad Kedua puluh ini, jangan dikatakan bahwa itu suatu pembangunan, kalau jiwa seseorang bertambah jauh dari Tuhan.”Sungguh ironis bahwa tidak sedikit manusia di zaman sekarang dalam kemajuan ilmu pengetahuan ini hidup mereka bertambah sengsara.”Kemajuan teknik tidak membawa bahagia, bahkan perang salalu mengancam, perikemanusian tinggal dalam sebutan lidah, namun niat jahat tambah subur hendak menghancurkan orang lain dan menebarkan berbagai jenis kejahatan.”Terkadang melalui perenungan kita kagum memikirkan ayat ini. Sebab dia dapat saja ditafsirkan sesuai dengan perkembangan zaman sekarang ini.”Ahli-ahli fikir yang memikirkan apa yang akan terjadi kelak, ilmu yang diberi nama Futurologi, yang berarti pengetahuan tentang yang akan terjadi kerena memperhitungkan fenomena-fenomena yang terjadi sekarang ini.” “Misalnya tentang kerusakan yang terjadi di darat karena perbuatan manusia lazimnya disebut denganpolusi, yang berarti pencemaran udara, akibat asap dari zat-zat pembakar,bensin, dan sebagainya.”Bagaimana bahaya dari asap pabrik, begitu juga asap kendaraan. Udara yang amat kotor itu dihisap tiap saat, sehingga paru-paru manusia penuhdengan kotoran.”Kemudian diperhitungkan orang pula kerusakan yang terjadi di lautan.”Misalkan, air laut yang rusak karena kapal tangki yang besar membawa minyak tanah atau bensin pecah di laut.”Demikian pula air dari pabrik-pabrik kimia yang mengalir melalui sungai-sungai menuju lautan, setiap harinya semakin banyak.”Hingga air laut penuh racun dan ikan-ikan jadi mati.”Hal tersebut, pernah terjadi di sungai Seine, Eropa menghempaskan bangkai seluruh ikan yang hidup dalam air tersebut, terdampar ketepi sungai jadi membusuk, tidak bisa dikonsumsi.”Demikian pula pernah beratus ribu, masalah kerusakan ekosistem alam, peristiwa matinya berjuta ikan yang terdampar ketepi 9 pantai Selat Teberau di antara Ujung Semenanjung Tanah Melayu dan pulau Singapura.”Besar kemungkinan bahwa ikan-ikan itu keracunan.” “Ini semuanya adalah perbuatan manusia.”Diujung ayat disampaikan seruan agar manusia berfikir,“Mudah-mudahan mereka kembali” ujung ayat 41.”Arti kembali itu tentu sangat dalam.”Bukan maksudnya mengembalikan jarumsejarah ke belakang. Melainkan kembali memiliki diri dari mengoreksi niat, kembali memperbaiki hubungan dengan Tuhan.”Jangan hanya ingat akan keuntungan diri sendiri, lalu merugikan orang lain.”Jangan hanya ingat laba sebentar dengan merugikan bersama, tegasnya dengan meninggalkan kerusakan di muka bumi.”Dengan ujung ayat “Mudah-mudahan”, dinampakkanlah bahwa harapan belum putus.”Pada kenyataannya, disadari atau tidak, terjadinya krisis lingkungan munculnya ilmu pengetahuan modern yang memiliki pijakan epistemologi pada positivisme yang mempunyai kecenderungan yang kuat kepada hal-hal yang bersifat empirik dan rasional.”Dalam paradigma positivisme, kebenaran diukur sejauhmana ia sesuai dengan“fakta obyektif”. “Ini bermula dengan munculnya Francis Bacon 1561-1626pandangan baru tentang ilmu pengetahuan.”Baginya, pengetahuan haruslah menjadi kekuatan manusia untuk menguasai alam knowledge is power.”Rene Descartes, bapak filsafat modern, menyatakan hal serupa.”Descartes menekankanperlunya membangun sistem ilmu pengetahuan yang kokoh dengan dasar ilmupasti dan menghilangkan aspek-aspek yang tidak dapat ditangkap oleh rasio.”Sejak akhir abad ke-17 degradasi alam diintensifikasikan oleh para ilmuwan menjadi suatu pengetahuan yang mekanistis.” “Alam dilihat sebagai mesin yang mempunyai sistem teratur, dan bagian- bagiannya dimaksudkan sebagai hukumalam yang dideduksi lewat pemikiran rasional dan diverifikasikan dengan eksperimen.”Alam tidak lagi dilihat sebagai organisme hidup, tetapi hanyalah sebuah objek yang dapat diekspolitasi dan dimanipulasikan.”Pandangan positivistik-mekanistik ini mendorong timbulnya penemuan-penemuan teknologi modern yang semakin maju.”Kendati demikian, perkembangan teknologi denganhasil-hasilnya semakin memperkuat posisi manusia dalam kedudukannya sebagai “sang penguasa” alam semesta dan berbagai kekayaan alam yang di kandungnya.”Sikap superior manusia terhadap alam memberikan banyak peluang bagi manusia untuk merusak tatanan lingkungan hidupnya.” “Para pemikir Islam terkhusus tokoh islamic ecotheology sepakat bahwa yang menjadi akar darikrisis dan pencemaran lingkungan bertititolak dari sains dan teknologi Baratyang berpijak kepada asumsi-asumsi positivistik di atas.”Karena itu, disadari bahwa yang perlu dilakukan adalah melakukan dekonstruksi terhadap kerangka epistemologis pengetahuan Barat tersebut, lalu merekonstruksi sebuah paradigma tentang alam yang lebih bersahabat dengan berpijak kepada tradisi Islam.”Dalam hal ini, Ziauddin Sardar adalah seorang saintis, penulis yang produktif, salah satu tokoh islamic ecotheology dari Pakistan, mengistilahkan agrevitas sains dan teknologi ini dengan “sentuhan Midas” yang telah berkembang sedemikian pesatnya tanpa kontrol moral sehingga keharmonisan dan keindahan ekologi menjadi rusak Ziauddin Sardar, 1998.” Abrahamic Religions Jurnal Studi AgamaVol. 1, No. 1 Maret 2021 10 Toguan Rambe, et all Islam dan Lingkungan Hidup Menakar Relasi Keduanya“Karena itu, menurut Sardar,”yang diperlukan adalah reorientasi radikalilmu pengetahuan hingga ke tingkat epistemologi dan pengisian pandangan dunianya dengan nilai-nilai Islam agar terbentuk suatu ilmu pengetahuan Islam yang lebih sesuai dengan kebutuhan fisik dan spiritual umat Islam.”Sardar menyebut usahanya ini dengan kontemporerisasi ilmu pengetahuan Islam.”Nilai-nilai yang dijadikan pijakan epistemologi oleh Sardar adalah sepuluh nilai,yaitu tawhid, khilafah, ibadah, ilm, halal, haram, adl vs zulm,istishlah vsdhiya Jose Abraham, 2001.”Kesepuluh rumusan nilai ini dapat diletakkan sebagai basis untuk menilai apakah program-program riset dan teknik masuk dalam kategori islamic science atau tidak.”Misalnya, pertanyaan-pertanyaan dapat diajukan apakah hasil dari program tersebut menjadi ukuran bagi keadilan sosial ataukah memperkuatdan memunculkan suatu bentuk tirani; apakah ia membawa kepada penghormatan kepada kekhalifahan manusia berkenaan dengan dunia alam; dan apakah membawa kepada kesejahteraan manusia atau kesia-siaan Sardar, 1998.”Oleh karenanya, sebagai umat yang hidupnya dibina dengan ajaran- ajaran yang sarat nilai, seharusnya kita dapat menyikapi masalah besar ini dengan sikap yang jelas, konstruktif dan diikuti dengan langkah-langkah yang dapat mempengaruhi prilaku masyarakat.”Ada beberapa hal yang kiranya perlu diambil dalam masalah lingkungan hidup, sebagai berikut Muhammad Tholhah Hasan, 2005.” 1. Kita memandang masalah lingkungan hidup ini sebagai masalah diniyah teologis, buka hanya masalah politik, ekonomi, teknologi saja, menginagt dampak kerusakan lingkungan hidup ini juga memberi anacaman terhadap kepentingan agama dan umat menusia. 2. Kita menyadari, bahwa pembangunan ekonomi di Negara kita dan khususnya pembangunan industri adalah perlu. Namun harus disadari pula, perlunya dihindari pengaruh yang merugikan umat manusia secara luas, baiik dalam jangka pendek maupun jangka panjang atau paling tidak menekan pengaruh negatif itu seminimal mungkin. 3. Kemajuan Iptek memang harus dikejar, tetapi bukan Iptek yang bebas nilai value free yang seolah-olah berada sendirian di ruang hampa. 4. Keterlibatan para tokoh dan lembaga-lembaga ke Islaman, dal;am berbagai kegiatan dan uapaya-upaya penanggulangan lingkungan hidup ini, dan memasukkan masalah lingkungan hidup sebagai salah satu program-program organisasi. E. Perintah Alquran Melestarikan Alam dan Sekilas Tentang Global Warning “Dalam perspektif aqidah Islam penciptaan alam semesta lingkungan dengan semua elemen yang ada di dalamnya merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah Swt, Semua ciptaan Allah Swt.”baik yang berujud makhluk hidup maupun makhluk mati memiliki tugas yang sama, yakni bersujud bertasbih kepada Allah Swt. Alam semesta bersama-sama manusia bersujud kepada Alah, menaati perintah-Nya, dan patuh terhadap semua hukum yang berlaku bagi semua makhluk.”Allah Swt. menyatakan hal ini dalam firman-Nya 11 “Dan apakah mereka tidak memerhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri? Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan juga para malaikat, sedang mereka malaikat tidak menyombongkan diri.” QS. al-Nahl 16 48-49. “Alam semesta ini juga bertasbih kepada Allah Swt. QS. al-Hasyr 59 1, QS. al-Taghabun 64 1, dan QS. al-Isra’ 17 44, meskipun kita tidak memahami bentuk pujian mereka.”Namun, dalam proses penciptaan selanjutnya, Allah membedakan manusia dari seluruh elemen lingkungan dengan memberikannya akal dan kemampuan-kemampuan rohani, yang kemudian menjadikan manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi.”QS. al-Baqarah 2 30 dan sekaligus membawa beban amanah sebagaimana yang digambarkan dalam firman Allah Swt. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” QS. alAhzab 33 72.” Allah melengkapi manusia dengan tabiat yang majemuk sehingga mampu membangun peradaban di atas bumi dan karena hal inilah Allah melebihkan manusia dari semua makhluk ciptaan Allah lainnya QS. al-Isra’ 17 70, termasuk melebihi malaikat terutama karena manusia memiliki kemampuan berpikir dalam bidang ilmu pengetahuan sehingga manusialah yang berhak menjadi khalifah di bumi ini QS.”al-Baqarah 2 33.” “Begitu mulianya manusia karena memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka pemeliharaan lingkungan.”Sebagai konsekuensi ditundukkannya segala elemen lingkungan kepada manusia, maka selanjutnya manusia dituntut untuk berinteraksi dengan lingkungan secara baik sesuai dengan hukum-hukum yang sudah digariskan oleh Allah Swt.”melaksanakan serta memelihara pemberlakuan hukum-hukum tersebut dalam aplikasi nyata.”Peranan manusia ini dikategorikan sebagai tujuan-tujuan yang sangat mulia di tengah-tengah kehidupan manusia, yang dalam bahasa al-Raghib al-Asfahani merupakan hikmah Allah kepada para mukallafin para Muslim dewasa yang pada akhirnya dibagi menjadi tiga tujuan, yaitu”1 untuk mengabdi beribadah kepada Allah Swt.”QS.”al- Dzariyat 51”56, 2 sebagai wakil Allah di muka bumi QS.”Shad 38 26, dan 3 membangun peradaban di muka bumi QS. Hud 11 61.” “Disamping keterangan di atas, wacana global warning juga kerap sekali menghasilkan cuaca yang ekstrim yang pada gilirannya akan merusak tatanan lingkungan hidup.”Pemanasan global Global Warming pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca greenhouse effect yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida CO2, metana CH4, dinitrooksida N2O dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global-termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5-40 oC pada akhir abad 21.” Abrahamic Religions Jurnal Studi AgamaVol. 1, No. 1 Maret 2021 12 Toguan Rambe, et all Islam dan Lingkungan Hidup Menakar Relasi Keduanya“Pemanasan global menimbulkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dan sebagainya.”Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi”agangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, b gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara c gangguan terhadap permukiman penduduk, d pengurangan produktivitas lahan pertanian, e peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dan sebagainya Siti Zawimah,2000.” “Dengan demikian, pemanasan global Global Warming adalah merupakan meningkatnya temperatur di planet bumi secara global, meliputi peningkatan temperatur atmosfir, temperatur laut dan temperatur daratan bumi yang menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap masa depan bumi termasuk manusia dan makhluk hidup lain.”Dampak yang ditimbulkan cenderung mengancam eksistensi bumi, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.”Tentu secara definitif padanan kata global warning tidak akan ditemukan didalam Alquran.”akan tetapi jika ditelusuri lebih jauh bahwa pemanasan global merupakan salah satu dari sekian banyak penyebab kerusakan alam.”Faktor utama dari pemanasan global disebabkan karena meningkatnya kadar CO2.”Adapun sektorpenghasil utama CO2 adalah pembangkit energi, transportasi dan energy.”Untuk itu, ada beberapa ayat Alquran yang dapat dijadikan sebagai rujukan.”Diantara term-term Alquran yang terkait langsung dengan kerusakan alam yakni fasâd.”term Fasâd berarti sesuatu yang keluar dari kesimbangan Al-Asfahani, 2001 kata ini digunakan untuk menunjuk apa saja baik jasmani, jiwa maupun hal-hal lain.”Ia juga diartikan sebagaiantonim dari kata ash-shalâh yang berarti manfaat atau berguna M.”Quraish Shihab,2002 Secara umum keduanya terkait terhadap sesuatu yang bermanfaat dan tidak bermanfaat.”Tentu dalam konteks yang demikian banyak ayat-ayat Alquran yang relevan terhadap pernyataan di atas.” “Karena itulah, berbuat baik kepada lingkungan merupakan bagian dari perbuatan baik kita.”Kita memberi kesempatan semua makhluk lingkungan untuk melaksanakan tugas bersujud kepada Allah sebagaimana kita.”Kita tidak boleh merusak lingkungan, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seorang Muslim juga harus melihat alam sekitar ini sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah QS.”Ali Imran 3 190.”Seorang Muslim juga harus melihat alam sebagai nikmat yang dikaruniakan Allah Swt.”kepada manusia QS. Luqman 31 20 dan QS. Ibrahim 14 32-34.”Dengan demikian, diyakini bahwa, pemeliharaan terhadap lingkungan juga merupakan bagian penting dari ajaran Islam.” F. Etika Islam Tentang Lingkungan Hidup Khusus dengan penataan lingkungan hidup, Alquran memberikan sejumlah rambu-rambu, kaidah moral/etika yang mendasari pengelolaan lingkungan hidup. Etika inilah sebagai sumber acuan, sumber nilai dalam merumuskan segenapkebijakan yang berkaitan dengan penataan lingkungan hidup, etika tersebut antara lain Katimin, 2010. 13 a. Alam semesta dan isianya adalah milik Allah. b. Allah menciptakan alam untuk kesejahteraan seluruh umat manusia beserta isinya. c. Alam semesta adalah amanah dari Allah. d. Tidak diperkenankan pemborosan. e. Pengelolaan alam harus dipertanggngjawabkan oleh mansuia sebagai khalifahdimuka bumi. Seluruih prinsip-prinsip etis dalam pengelolaan diatas bertumpu pada ajaran fundamental Islam yang dalam terminology akademis disebut sebagai tauhid yaitu Tuhan dipandang sebagai pemilik dan pemelihara alam semesta. Oleh sebab itu segala aktifitas yang berkaitan dengan proses pengelolaan dan penataan lingkungan hidup mengacu kepada Tuhan sebagai Rabb al-alamin. dalam arti bahwa sesungguhnya Tuhanlah sebagai pemilik alam semesta dan pemelihara alam semesta, hal ini berarti segenap proses penataan dan pemanfaatan lingkungan hidup harus diilhami oleh sifat-sifat sebagai Rabb al-alamin, Tuhan sebagai pencipta dan pemelihara. Kesimpulan Keyakinan umat Islam selalu berorientasi kepada kebenaran, dan tidak terjerumus kepada keselahan. Kerusakan alam yang seringkali terjadi yang merasakan dampaknya adalah manusia itu sendiri, Kerusakan alam itu misalkan bencana banjir, illegal logging, pembakaran hutan, bahkan kejadian yang masih kita rasakan sampai sat ini yang Covid-19 dengan berbagai variannya yangmembuat kehidupan manusia menjadi tidak stabil, kerusakan hutan bahkan pekerjaan yang dilakukan secara terang-terangan dibeberapa daerah yang menyebabkan pencemaran udara, sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Sampai-sampai kegiatan belajar-mengajar diberbagai sekolahpun diliburkan karena kondisi cuaca alam yang kurang baik.”Disamping itu sederet bentuk kerusakan lingkungan hidup lainnya, haruslah menjadi pelajaran yang sangat berharga.”Manusia mempunyai pengaruh dan peranan penting dalam menjaga dan menata kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu sendiri, seluruh tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kibijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan menusia itu sendiri.”karenanya, relasi antara Islam dan lingkungan hidup itu bersifat harmonis, saling menjadi dengan kebaikan, atau dengan ungkapan lain secara normatif agama menyeru seluruh manusia untuk melestarikan dan beretika terhadap lingkungan.” Abrahamic Religions Jurnal Studi AgamaVol. 1, No. 1 Maret 2021 14 Toguan Rambe, et all Islam dan Lingkungan Hidup Menakar Relasi KeduanyaREFERENSI Ali Syariati. 1996. Kritik Islam atas Marxisme dan Sesat pikir Barat lainnya, Bandung Mian. Abdillah, Mujiyono. 2001. Agama Ramah Lingkungan Perspektif Alquran. Jakarta Paramadina. Bouggeois. 1980. Strategi and environment; A Conceptual integration, acadmy of Management. III, L. Jl. Chandler, Strategy and Structure Chapter in the history of the industrial enterprise, And Teece, 1994. Fundamental Issues in Stragegy in Strategy A Researc Agenda. Mass Harvard Business Scoo Press. A. D. 1962. Child, Organizational Structure, Environment and Performance The Role of Strategic Chice. Sosiology, 6, 2-22. in Preffer, J. 1982, Organization and Organization Theory. Mass Pitman Publishing Inc, J. 1972. Hidayat, Komaruddin. 1998. Tragedi Raja Midas Moralitas Agama dan Krisis Modernisme, Jakarta Paramadina. Hammond. 1994. Structur, Strategy, and the Agenda of the firm. In rumelt, R P. Scendel, D, E., & D. J. Teece Eds., Fundamental Issues in Strategy A Research Agenda . Mass Harvard Business Scool Press. T. H. Shihab, M. Quraish. 1996. Memembumikan Alquran Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Mizan. -. 2002.Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran, Volume 11, cet II, Jakarta Lentera Hati. Hasan, Muhammad Tholhah. 2005. Islam dalam Perspektif Sosiokultural, Jakarta Lantabora Press. Suparlan, Parsudi. 1996. Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungan, Jakarta PT Raja Grafindo Persada. Sardar, Ziauddin, Masa Depan Islam terj Bandung Pustaka, 1987 Mangunjaya, Fachruddin M.. Hidup Harmonis dengan Alam. Jakarta Obor Indonesia, 2006. Sastrawijaya, Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan Jakarta Rineka Cipta. Bakar, Osman. 2008. TAUHID & SAINS Perspektif Islam Tentang Agama dan Sains, Bandung Pustaka Hidayah. Darsono, Valentinus. 1999. Pengantar Ilmu Lingkungan, Yogyakarta Universitas Atma Jaya. All publication by Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama are licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi Internasional ... In addition, the learning technique used is one that is not limited to the classroom. So it is necessary to include environmental education in boarding school Rambe, Sari, & Rambe, 2021. ...Tatang Muh Nasir Hasbiyallah HasbiIlham Arif PebriansyahUjang DedihThe research background is based on the problem of low waste management in the city of Bandung. Waste management is important because the accumulation of waste results in various bad things that have an impact on people's health and the environment. The aim of the research is to obtain a description of the Zero Waste program through the Kang Pisman School and to find out the Implementation of Love the Environment Education implemented in the Insan Madani Islamic boarding school. Collecting data from research using observation and interview techniques. This research uses a quantitative approach with descriptive research methods. The object of this research is the Insan Madani Islamic Boarding School Santri. The results of the research show that the Zero waste program Through the Kang Pisman school is suitable for students at the Insan Madani Islamic Boarding School. Because, through this zero waste program, students will know how to reduce, separate, and utilize what is there. After the students get used to doing "Kang Pisman" then little by little, the impact of the accumulation of garbage in the city of Bandung is quite reduced and the students have a soul of love for the environment... Therefore, the destruction of nature is certainly not justified in Islamic teachings. Humans and nature have a very close relationship in Islam Mukhlis, 2019;Rambe & Rambe, 2021. Allah created this world including humans and the environment in balance and harmony. ...Islam is a religion that specialises in environmental issues and natural preservation. The Prophet Muhammad PBUH has given many examples to humankind about the importance of preserving the environment and prospering the earth, so it remains sustainable. For this reason, it is essential to look further into the guidance and example of the Prophet PBUH in preserving the environment and prospering the earth through his hadiths so that every Muslim can imitate and use them as a guide in everyday life. This study was conducted to describe the traditions of the Prophet related to efforts to preserve the environment and prosper the earth as part of the obligations of a Muslim. This study used a descriptive-qualitative research approach through a literature review. The results of the study show that in an effort to preserve the environment and prosper the earth, through his hadiths, the Prophet gave several instructions and guidelines, namely 1 prohibiting his people from exploiting and monopolising energy sources; 2 keeping the environment clean by reforesting and planting trees, and not polluting the environment; 3 not cutting down trees and clearing forests indiscriminately; and 4 making use of abandoned land.... "Sikap dan perilaku manusia akan menentukan baik buruknya kondisi suatu lingkungan. Sebaliknya, bagaimana manusia memperlakukan lingkungan dampaknya akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia" Setyoningsih, 2017;Rambe et al., 2021. Semua lingkungan yang ada di masyarakat dapat digunakan dalam proses pembelajaran, dimana lingkungan dapat menjadi salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. ...This study aims to determine the results and process of increasing students' conceptual understanding of the water cycle material through natural environment-based learning in class V. The method used is classroom action research CAR which adapts the Kemmis and Mc. Taggart model which in this study has four components consisting of planning, action, observation and reflection. The instrument used to measure the increase in students' conceptual understanding used a concept understanding test, while the instrument used to measure the improvement in the learning process used observation sheets for teacher and student activities as well as student daily observation sheets and the last one was documentation. The subjects in this study consisted of 16 fifth grade students. The results of this study indicate that there is an increase in conceptual understanding after the implementation of the natural environment-based learning model in the water cycle science subject, which is characterized by an increase in the results of understanding the concept and changes in student behavior after the actions are carried out in each cycle. This can be seen from the increase in the results of the concept understanding test in cycle I and cycle II. In the first cycle, the class average was and increased in the second cycle with the class average of In addition, the results of this increase are also strengthened by an increase in student behavior, where the results obtained in the first cycle of 65% and an increase in the results in the second cycle to 89%. This shows that the application of natural environment-based learning can be an alternative science learning model, because this learning model can improve the understanding of fifth grade students in the water cycle material... Inilah fase tentang mitologi akan alam sebagai gagasan dan alam sebagai pemberi manfaat, melalui apa saja yang bisa diberikan alam kepada manusia. Manusia dan alam adalah satu kesatuan yang saling terikat satu sama lain Rambe, 2021, muncul kesadaran manusia untuk memproduksi kultur dengan alam sebagai manifestasi utamanya. ...Kritik Islam atas Marxisme dan Sesat pikir Barat lainnyaAli SyariatiAli Syariati. 1996. Kritik Islam atas Marxisme dan Sesat pikir Barat lainnya, Bandung Ramah Lingkungan Perspektif AlquranMujiyono AbdillahAbdillah, Mujiyono. 2001. Agama Ramah Lingkungan Perspektif Alquran. Jakarta and Performance The Role of Strategic ChiceChild, Organizational Structure, Environment and Performance The Role of Strategic Chice. Sosiology, 6, 2-22. in Preffer, J. 1982, Organization and Organization Theory. Mass Pitman Publishing Inc, J. 1972.Structur, Strategy, and the Agenda of the firmHammondHammond. 1994. Structur, Strategy, and the Agenda of the firm. In rumelt, R P. Scendel, D, E., & D. J. Teece Eds., Fundamental Issues in Strategy A Research Agenda. Mass Harvard Business Scool Press. T. Alquran Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan MasyarakatM ShihabQuraishShihab, M. Quraish. 1996. Memembumikan Alquran Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Mizan. -. 2002.Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran, Volume 11, cet II, Jakarta Lentera dalam Perspektif SosiokulturalMuhammad HasanTholhahHasan, Muhammad Tholhah. 2005. Islam dalam Perspektif Sosiokultural, Jakarta Lantabora Lingkungan Jakarta Rineka CiptaTresna SastrawijayaSastrawijaya, Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan Jakarta Rineka Cipta.AkhlakTerhadap Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti binatang, tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Alquran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara manusia .